Hari Valentine atau disebut juga Hari Kasih Sayang, dirakayan setiap tanggal 14 Februari. Hari Valentine sendiri diperingati diseluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Pada tanggal 14 Februari biasanya orang-orang akan saling bertukar hadiah, cokelat, kartu ucapan hingga bunga dengan orang-orang tersayang.
Kemeriahan Hari Kasih Sayang ini biasanya telah terasa sebelum harinya tiba. Hampir semua tempat seperti Hotel, Mall, Supermarket akan didominasi dengan hiasan balon, bunga, maupun pernak-pernik berbentuk hati berwarna merah dan merah muda.
Nah, sebelum tanggal 14 Februari tiba ada baiknya kita mengetahui sejarah munculnya Hari Valentine dan makna sebenarnya.
SEJARAH HARI VALENTINE
Memiliki banyak versi sejarah, namun dari sekian banyak ada satu cerita yang paling dipercaya oleh kebanyakan orang di Dunia. Perayaan ini telah ada semenjak abad ke-4 SM, yang diadakan pada tanggal 15 februari, perayaan yang bertujuan untuk menghormati dewa yang bernama Lupercus, dewa kesuburan. Acara ini berbentuk upacara dan di dalamnya diselingi penarikan undian untuk mencari pasangan. Dengan menarik gulungan kertas yang berisikan nama, para gadis mendapatkan pasangan. Kemudian mereka menikah untuk periode satu tahun, sesudah itu mereka bisa ditinggalkan begitu saja. Dan kalau sudah sendiri, mereka menulis namanya untuk dimasukkan ke kotak undian lagi pada upacara tahun berikutnya.
Sementara itu pada 14 Februari269 SM merupakan hari perayaan terhadap dihukum matinya seorang pendeta Kristen yang juga dikenal tabib (dokter) yang bernama Santo Valentinus atau dikenal juga St. Valentine.
Santo Valentinus hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Romawi Claudius II yang terkenal kejam, Ia sangat membenci kaisar tersebut. Claudius berambisi memiliki pasukan tantara Romawi yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya.
Namun sayangnya keinginan ini tidak didukung, para pria enggan terlibat dalam peperangan. Karena mereka tidak ingin meninggalkan keluarga dan kekasih hatinya, hal ini membuat Claudius sangat marah dan akhirnya mengeluarkan larangan adanya pernikahan. Claudius berfikir bahwa jika pria tidak menikah, mereka akan senang hati bergabung dengan militer.
Pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal. Karenanya St. Valentine menolak untuk melaksanakannya. St. Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini akhirnya diketahui oleh kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tidak menggubris dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin. Sampai pada suatu malam, ia tertangkap basah memberkati salah satu pasangan. Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun malang St. Valentine tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis hukuman mati dengan dipenggal kepalanya.
Selama di dalam kurungan penjara, Valentinus membantu mengembalikan penglihatan anak perempuan dari pemenjaranya. Pada tanggal 14 Februari sore sebelum Valentinus dihukum mati, Valentinus meninggalkan catatan pamitan untuk anak perempuan pemenjaranya yang menjadi teman dia dan menandatanganinya "Dari Valentine-mu“.
Sejak kematian Valentine (14 februari), kisahnya menyebar dan meluas, hingga tidak satu pelosok pun di daerah Roma yang tak mendengar kisah hidup dan kematiannya. Kakek dan nenek mendongengkan cerita Santo Valentine pada anak dan cucunya sampai pada tingkat pengkultusan.
Ketika agama Katolik mulai berkembang, para pemimipin gereja ingin turut andil dalam peran tersebut. Untuk mensiasatinya, mereka mencari tokoh baru sebagai pengganti Dewa Kasih Sayang, Lupercus. Akhirnya mereka menemukan pengganti Lupercus, yaitu Santo Valentine.
Di tahun 494 M, Paus Gelasius I mengubah upacara Lupercaria yang dilaksanakan setiap 15 Februari menjadi perayaan resmi pihak gereja. Dua tahun kemudian, sang Paus mengganti tanggal perayaan tersebut menjadi 14 Februari yang bertepatan dengan tanggal matinya Santo Valentine sebagai bentuk penghormatan dan pengkultusan kepada Santo Valentine. Dengan demikian perayaan Lupercaria sudah tidak ada lagi dan diganti dengan “Valentine Days“.
MAKNA HARI VALENTINE
Hari Valentine sebenarnya memiliki arti luas bagi setiap orang, ada yang mengatakan bahwa di hari spesial itu setiap orang memberikan rasa sayang lebih kepada orang terkasih. Namun adapula yang mengartikan Valentine tak ubahnya hari biasa yang tanpa perlu dirayakan secara berlebihan.
Berbicara soal kasih sayang, yang terlintas dalam pikiran kita adalah kasih sayang antara pasangan kekasih, maupun antara cewek dan cowok. Maka dari itu Valentine biasa menjadi hari di mana banyak remaja memberikan sesuatu kepada pacarnya untuk memperingati Hari Kasih Sayang mulai dari menikmati makan malam bersama, memberikan hadiah, cokelat hingga bunga.
Makna sebenarnya dari Valentine Day bukan hanya dengan pasangan kekasih, tapi kasih sayang juga bisa kita tunjukan terhadap orang tua, sahabat, saudara, serta orang-orang terdekat di sekitar. Dan bukan dengan memberikan hadiah, coklat ataupun note-note yang bertuliskan hal-hal manis, namun bisa juga dengan menunjukkan perlakuan manis dan menunjukkan kasih sayang yang tulus.
Demikian informasi sejarah dan makna Hari Valentine. Apakah kamu sudah menentukan orang yang akan kamu beri hadiah 14 Februari nanti?
Sebenarnya, kamu tidak perlu menunggu Hari Valentine untuk memberikan kasih sayang. Bahkan, setiap hari bisa menjadi hari kasih sayang bagi orang-orang di sekitar.