Bubur Asyura: Tradisi Kuliner Penuh Makna di Kudus Menjelang 10 Muharram

Bubur Asyura Kudus BATIQA Hotels
Di tengah hiruk pikuk menyambut kenaikan kelas anak dan masuk sekolah , masyarakat Kudus di Jawa Tengah memiliki tradisi unik untuk menyambut datangnya 10 Muharram, yaitu memasak dan membagikan Bubur Asyura. Tradisi ini telah dilakukan turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Islam di Kudus.

Sejarah dan Makna Bubur Asyura

Bubur Asyura memiliki sejarah panjang yang berkaitan dengan peristiwa penting dalam agama Islam. Dipercaya bahwa bubur ini dimasak oleh Nabi Nuh dan keluarganya setelah selamat dari bencana banjir besar. Bubur tersebut dibuat dengan bahan-bahan seadanya yang tersisa di kapal setelah banjir surut.

Bubur Asyura juga melambangkan kesyukuran atas nikmat keselamatan dan keteguhan iman dalam menghadapi cobaan. Jumlah bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan bubur ini, yaitu 40 macam, dikaitkan dengan 40 peristiwa penting dalam sejarah Islam.

Tradisi Memasak dan Membagikan Bubur Asyura di Kudus

Tradisi memasak dan membagikan Bubur Asyura di Kudus biasanya dilakukan pada tanggal 9 Muharram. Masyarakat secara gotong royong mengumpulkan bahan-bahan bubur, seperti beras, kacang hijau, santan, gula merah, dan berbagai macam topping lainnya.

Bubur kemudian dimasak dalam jumlah besar di dapur masjid atau rumah warga. Setelah matang, bubur dibagikan secara gratis kepada masyarakat sekitar. Tradisi ini menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi dan saling berbagi berkah.


Lebih dari Sekedar Kuliner

Bubur Asyura bukan hanya sekedar hidangan kuliner, tetapi juga mengandung nilai-nilai spiritual dan sosial yang tinggi. Tradisi ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT, saling tolong menolong, dan menjaga persaudaraan.

Bagi masyarakat Kudus, Bubur Asyura menjadi tradisi yang tak tergantikan dan selalu dinanti-nantikan setiap tahunnya. Tradisi ini tidak hanya melestarikan budaya leluhur, tetapi juga memperkuat nilai-nilai keislaman dan rasa persaudaraan di tengah masyarakat.

Jika Anda berkesempatan berkunjung ke Kudus menjelang 10 Muharram, jangan lupa untuk mencicipi Bubur Asyura. Bubur ini biasanya dibagikan secara gratis di masjid-masjid atau tempat-tempat umum lainnya. Anda juga dapat membeli Bubur Asyura di beberapa warung makan atau toko kue di Kudus.

Menyantap Bubur Asyura bukan hanya memanjakan lidah, tetapi juga menjadi bagian dari pengalaman budaya dan spiritual yang unik di Kudus.

Bubur Asyura di Kudus adalah tradisi yang kaya akan makna dan rasa. Tradisi ini menjadi pengingat bagi kita untuk selalu bersyukur, berbagi, dan mempererat tali persaudaraan.



BATIQA Hotels
Share this:

BACA LAINNYA

TEMUKAN LEBIH BANYAK CERITA & PANDUAN MENARIK
BATIQA Foodprints
Ikuti Chef Patrick dalam menjelajahi kelezatan kuliner lokal di setiap daerah di Indonesia.
BACA DETIL
Pindang Patin Khas Palembang Memiliki Rasa Bumbu yang Berkesan
Kuliner khas Palembang ini memiliki rasa bumbu yang berkesan. Sepintas pindang patin terlihat tidak berbeda dengan pindang ikan bandeng yang berasal dari Betawi
BACA DETIL
Kembalikan Gelang Tamu yang Tertinggal, Karyawan Batiqa Hotel Jababeka Terima Penghargaan
House Keeper BATIQA Hotel Jababeka bernama Aris Supiandi mengembalikan gelang emas milik tamu yang tertinggal di kamar BATIQA Hotel Jababeka. Atas kejujurannya itu, Aris Supiandi mendapatkan penghargaan dari manajemen BATIQA Hotel Jababeka.
BACA DETIL
DAFTAR MAILING LIST KAMI
Dapatkan informasi terbaru mengenai penawaran khusus, acara ataupun promosi spesial!
IKUTI KAMI