Misteri Harta Karun Sriwijaya di Dasar Sungai Musi

Sungai Musi Palembang - BATIQA Hotels - Sumber foto Istock

Sungai Musi, dengan arus tenangnya, menyimpan jejak kejayaan masa lalu yang memikat para pencari sejarah. Di bawah permukaan airnya yang keruh, peninggalan Kerajaan Sriwijaya, salah satu peradaban maritim terbesar Asia Tenggara, ditemukan dalam berbagai bentuk. Temuan ini bukan hanya memperkaya pengetahuan sejarah, tetapi juga mengungkap potongan masa lalu yang sempat terkubur selama berabad-abad.

Tembikar dari Masa Sriwijaya

Salah satu artefak penting yang ditemukan di dasar Sungai Musi adalah tembikar berupa guci yang berasal dari masa Kerajaan Sriwijaya. Tembikar ini terbuat dari tanah liat yang dibakar pada suhu tinggi, mencerminkan keterampilan dan teknologi yang dimiliki masyarakat saat itu.

Para penyelam yang menemukan guci ini sering kali menggunakan peralatan sederhana, bertaruh nyawa demi menggali sejarah di kedalaman sekitar 25 meter. Penemuan guci ini memperkuat bukti bahwa Sungai Musi pernah menjadi jalur penting perdagangan dan kehidupan sehari-hari masyarakat Sriwijaya.

Surat Timah dengan Tulisan Palawa dan Sanskerta

Temuan lain yang tak kalah menarik adalah surat timah yang juga ditemukan di kedalaman 25 meter. Surat ini, meskipun memiliki beberapa retakan, masih mempertahankan kondisi yang baik dengan tulisan yang terbaca. Huruf Palawa dan Sanskerta yang terukir di atasnya mengindikasikan penggunaannya pada masa Sriwijaya, yang dikenal sebagai pusat pembelajaran dan penyebaran agama Buddha.

Uniknya, surat timah ini bisa dilipat, menunjukkan fungsinya sebagai dokumen resmi pada zaman itu. Timah yang digunakan diduga berasal dari Pulau Bangka, yang menjadi sumber penting bahan baku pada masa Sriwijaya. Penemuan ini menunjukkan jaringan perdagangan dan budaya yang meluas, sekaligus memperkuat posisi Sriwijaya sebagai kekuatan ekonomi dan intelektual.

Uang Berbahan Timah: Jejak Sistem Ekonomi Sriwijaya

Di antara harta karun yang ditemukan, uang berbahan timah menjadi salah satu bukti nyata sistem ekonomi Sriwijaya. Uang ini terdiri dari berbagai bentuk, seperti Uang Perahu dan Uang Bambu, yang masing-masing memiliki ciri khas. Uang Perahu berbentuk melengkung menyerupai perahu, sementara Uang Bambu memiliki aksen panjang yang menyerupai potongan bambu.

Setiap ukuran dan ukiran pada uang ini mencerminkan nilai tukarnya, layaknya mata uang modern. Fungsinya sebagai alat transaksi memperlihatkan bagaimana masyarakat Sriwijaya telah memiliki sistem ekonomi yang terorganisir, yang mendukung perdagangan domestik maupun internasional.

Baca juga:


Menjaga Warisan di Tengah Modernisasi

Penemuan tembikar, surat timah, dan uang timah ini memperkaya cerita tentang Sriwijaya dan memberikan wawasan tentang kehidupan masyarakat pada masa itu. Namun, proses penemuan artefak ini sering kali menghadapi tantangan besar.

Penyelaman di Sungai Musi dilakukan dengan peralatan seadanya, membuat aktivitas ini sangat berisiko. Selain itu, temuan yang tidak tercatat secara resmi kerap kali masuk ke pasar gelap, sehingga banyak artefak berharga hilang tanpa sempat didokumentasikan atau dipelajari lebih lanjut.

Upaya pelestarian warisan ini membutuhkan kerja sama antara pemerintah, arkeolog, dan masyarakat setempat. Dengan eksplorasi yang lebih terorganisir, harta karun ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang tak ternilai, sekaligus memperkuat identitas budaya Palembang dan Indonesia secara umum.

Mengungkap Potongan Sejarah di Dasar Sungai

Sungai Musi tidak hanya menjadi simbol kehidupan bagi masyarakat Palembang tetapi juga gerbang menuju masa lalu yang penuh kejayaan. Penemuan artefak-artefak dari masa Sriwijaya menunjukkan betapa pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya ini untuk generasi mendatang.

Harta karun yang ditemukan di Sungai Musi bukan hanya benda mati. Mereka adalah saksi bisu perjalanan panjang sebuah peradaban megah yang pernah menguasai jalur perdagangan maritim Asia Tenggara. Dengan upaya pelestarian yang tepat, cerita tentang Sriwijaya akan terus hidup, tidak hanya sebagai bagian dari sejarah, tetapi juga sebagai inspirasi bagi masa depan.


Daftar Menjadi BATIQAONE Sekarang!

BATIQA Hotels
Share this:

BACA LAINNYA

TEMUKAN LEBIH BANYAK CERITA & PANDUAN MENARIK
Beyond Kimchi: Menjelajah Cita Rasa Kuliner Korea!
Siapa yang tidak kenal kimchi? Makanan fermentasi khas Korea ini sudah mendunia dan dikenal akan citarasanya yang unik. Tapi tahukah kamu, kuliner Korea jauh lebih kaya dan beragam dari sekedar kimchi!
BACA DETIL
Papeda
Papeda merupakan makanan pokok yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Papua, berbahan dasar sagu ini diolah menjadi seperti bubur kental dan lengket.
BACA DETIL
Menelusuri 10 Makanan Khas yang Wajib Dicoba di Setiap Pulau di Indonesia
Dari Aceh di ujung barat hingga Papua di timur, setiap pulau menawarkan cita rasa yang unik dan khas. Mari kita telusuri sepuluh makanan legendaris yang wajib Anda coba saat berkunjung ke masing-masing pulau di Indonesia!
BACA DETIL
DAFTAR MAILING LIST KAMI
Dapatkan informasi terbaru mengenai penawaran khusus, acara ataupun promosi spesial!
IKUTI KAMI