Indonesia memiliki lima kota yang kini masuk dalam jaringan Kota Kreatif UNESCO, dan setiap kota memiliki ciri khas serta kekuatan kreatifnya masing-masing. Berikut adalah lima kota Indonesia yang terdaftar dalam UCCN, beserta tahun pengakuannya:
Pekalongan (City of Craft and Folk Art) – Diakui pada tahun 2024
Kota Pekalongan, yang dikenal sebagai pusat batik Indonesia, telah berhasil mendapatkan status sebagai City of Craft and Folk Art pada tahun 2024. Kota ini memiliki tradisi panjang dalam kerajinan batik yang diakui dunia. Keberagaman motif batik Pekalongan, yang memiliki sejarah dan nilai budaya tinggi, menjadikan kota ini layak untuk menyandang status ini. Dengan pengakuan ini, Pekalongan diharapkan dapat lebih mengembangkan industri kerajinan lokal dan menjadi pusat inovasi dalam industri batik global.
Bandung (City of Design) – Diakui pada tahun 2015
Bandung, kota yang sering disebut Paris van Java, telah menjadi bagian dari jaringan UCCN sejak 2015 dengan predikat City of Design. Bandung dikenal dengan kreativitas yang luar biasa di berbagai sektor, mulai dari desain, fashion, teknologi, hingga kuliner. Kota ini juga menjadi pusat bagi komunitas kreatif di Indonesia, dengan berbagai festival, pameran, dan acara desain yang terus berkembang. Selain itu, Bandung juga berhasil menciptakan ekosistem yang mendukung industri kreatif, termasuk desain grafis, arsitektur, dan desain produk.
Pemasangan plakat monumen Bandung pada tahun 2024 ini semakin memperkuat posisinya sebagai kota yang mendukung keberlanjutan dan inovasi. Plakat ini menjadi simbol dari pengakuan global terhadap kontribusi Bandung di dunia desain.
Ambon (City of Music) – Diakui pada tahun 2019
Ambon, yang dikenal sebagai “Kota Musik“, mengukir sejarah dengan masuk dalam jaringan UCCN pada 2019 dengan kategori City of Music. Musik tradisional Maluku, seperti tifa dan musik keroncong, menjadi kekuatan utama kota ini. Ambon juga memiliki beragam festival musik yang tidak hanya berfokus pada tradisi, tetapi juga mendorong kreativitas musik modern yang melibatkan berbagai genre. Dengan status ini, Ambon berkesempatan untuk memperkenalkan kekayaan musiknya ke dunia internasional.
Jakarta (City of Literature) – Diakui pada tahun 2021
Jakarta, ibu kota Indonesia, tidak hanya dikenal sebagai pusat pemerintahan dan bisnis, tetapi juga sebagai City of Literature sejak 2021. Kota ini memiliki tradisi literasi yang kaya, dengan banyak penulis besar dan komunitas sastra yang terus berkembang. Jakarta juga menjadi tuan rumah berbagai festival literasi dan pameran buku internasional, memperkuat posisinya sebagai pusat pergerakan sastra di Asia Tenggara. Status ini memberikan kesempatan bagi Jakarta untuk semakin menonjolkan keberagaman sastra Indonesia di dunia internasional.
Surakarta (City of Craft and Folk Art) – Diakui pada tahun 2023
Surakarta atau Solo, yang dikenal dengan warisan budaya dan kerajinan batiknya, mendapatkan status City of Craft and Folk Art pada tahun 2023. Kota ini memiliki banyak seniman dan pengrajin yang menghasilkan karya seni yang bernilai tinggi. Selain itu, Surakarta juga menjadi kota yang menjaga kelestarian tradisi dan budaya lokal, serta mengembangkan ekonomi kreatif berbasis kerajinan tangan. Dengan status ini, Surakarta diharapkan dapat mendorong sektor kerajinan untuk berkembang dan dikenal di dunia internasional.
Sementara itu, Indonesia tidak berhenti begitu saja. Saat ini, kota Makassar sedang dalam proses persiapan untuk mengajukan diri sebagai bagian dari jaringan UCCN dengan predikat City of Gastronomy. Kota Makassar terkenal dengan keanekaragaman kuliner yang luar biasa, mulai dari Coto Makassar, Konro, hingga Pallubasa. Keunikan kuliner Makassar yang kaya akan cita rasa dan tradisi menjadikannya kandidat yang kuat untuk mendapat pengakuan internasional dalam kategori gastronomi.
Pengajuan ini adalah langkah besar untuk Makassar, yang sudah dikenal sebagai salah satu destinasi kuliner terbaik di Indonesia. Dengan adanya pengakuan dari UNESCO, diharapkan kuliner khas Makassar bisa semakin dikenal di dunia internasional dan mendorong sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di kota tersebut.
Keberhasilan Indonesia memiliki lima kota yang terdaftar dalam jaringan Kota Kreatif UNESCO tentu bukan hanya soal status, tetapi lebih kepada bagaimana kreativitas di setiap kota tersebut bisa mendorong pembangunan berkelanjutan. Kota-kota ini tidak hanya berfokus pada ekonomi, tetapi juga pada penyelesaian masalah sosial dan lingkungan melalui inovasi.
Dengan adanya jaringan UCCN, kota-kota ini diharapkan dapat saling berbagi pengalaman, meningkatkan kualitas hidup, dan berkolaborasi dalam menciptakan solusi kreatif terhadap tantangan global. Dari sektor budaya, seni, hingga teknologi, inovasi yang dihasilkan dari kolaborasi antara kota-kota kreatif ini dapat menginspirasi lebih banyak kota di dunia untuk mengembangkan ekonomi mereka secara berkelanjutan.
Indonesia kini bangga dengan lima kota yang sudah resmi menjadi bagian dari Kota Kreatif UNESCO. Kota-kota ini Pekalongan, Bandung, Ambon, Jakarta, dan Surakarta bukan hanya membawa kebanggaan, tetapi juga membuka berbagai peluang baru untuk industri kreatif Indonesia. Seiring dengan persiapan Makassar untuk mengajukan diri, kita berharap semakin banyak kota di Indonesia yang bergabung dan terus berkontribusi pada pembangunan yang lebih kreatif, inklusif, dan berkelanjutan.