SURABAYA
Jl. Darmokali No. 60, Surabaya, 60241, Indonesia

DIRECTION TO HOTEL

BATIQA Hotel Darmo - Surabaya located 16 km away from Juanda International Airport. Head east on Jalan Terminal 2 Juanda and turn right after 70 meters. Go straight on and turn right toward Jalan Raya Bandara Juanda for 350 meters. At the roundabout, take the 3rd exit onto Jalan Raya Bandara Juanda. Use the right lane to turn left onto Jalan Letjen S Parman / Jalan Raya Malang - Surabaya. After 90 meters take a sharp right to stay on Jalan Letjen S Parman / Jalan Raya Malang - Surabaya, pass by Ruko Gate Way on the right in 850 meters and keep right to continue on Jalan Jenderal S Parman / Jalan Raya Malang - Surabaya / Jalan Raya Waru. At Bundaran Waru, take the 3rd exit onto Jalan Ahmad Yani / Jalan Frontage Ahmad Yani Siwalankerto. Pass by Hypermart on the left in 350 meter and exit the roundabout onto Jalan Ahmad Yani / Jalan Frontage Ahmad Yani Siwalankerto. Continue straight onto Jalan Frontage Ahmad Yani Siwalankerto / Jalan Raya Malang - Surabaya, pass by Halte RS Bhayangkara on the left. After 2,1 kilo meter take a slight right to stay on Jalan Frontage Ahmad Yani Siwalankerto and make a U-turn after Kospin jasa on the left. Use the left lane to turn slightly left onto Jalan Jembatan Wonokromo. take a turn left onto Jalan Darmokali and pass by Indomaret Darmokali. The hotel will be on the left.

Lumpur Lapindo: Kisah 19 Tahun yang Mengubah Wajah Sidoarjo

Lumpur Lapindo Sumber foto Istock BATIQA Hotels

Lumpur Lapindo nama yang hingga kini masih menggema di telinga masyarakat Indonesia. Selama hampir dua dekade, bencana ini telah menjadi bagian dari sejarah geologi dan sosial di Tanah Air. Namun, kabar terbaru menyebutkan bahwa semburan lumpur yang telah berlangsung sejak 2006 ini dikabarkan mulai berhenti. Apakah ini benar-benar akhir dari tragedi yang telah menenggelamkan belasan desa di Sidoarjo, Jawa Timur?

Awal Mula Bencana Lumpur Lapindo

Bencana Lumpur Lapindo bermula pada 29 Mei 2006, ketika terjadi semburan lumpur panas di kawasan pengeboran milik PT Lapindo Brantas di Kecamatan Porong, Sidoarjo. Lumpur yang keluar dari dalam bumi secara perlahan meluas, menggenangi desa-desa di sekitarnya. Hingga kini, lebih dari belasan desa di tiga kecamatan telah hilang dari peta akibat bencana ini.

Sejak saat itu, berbagai upaya dilakukan untuk menghentikan semburan lumpur, mulai dari pemasangan sumur injeksi hingga metode pemadaman lainnya. Namun, lumpur terus menyembur tanpa henti, menyebabkan ribuan warga kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian mereka.

Fenomena Berhentinya Lumpur Lapindo

Baru-baru ini, kabar mengejutkan datang dari Porong. Lautan lumpur yang selama ini terus aktif kini tampak lebih tenang. Semburan besar yang biasanya terlihat mulai menghilang, meskipun masih ada asap yang keluar dari pusat semburan.

Menurut Amien Widodo, pakar geologi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), kondisi ini bisa menjadi pertanda bahwa lumpur Lapindo mulai berhenti. "Lumpur ini keluar karena adanya gas. Jika sumber gasnya habis atau berkurang, maka lumpur tidak akan terangkat ke atas," ujarnya.

Sejak awal, lumpur Lapindo terdorong oleh gas dalam jumlah besar yang berada di kedalaman 2 hingga 3 kilometer di bawah permukaan. Gas ini diperkirakan masih aktif selama puluhan tahun, tetapi tekanan di bawah tanah bisa melemah seiring waktu. "Kalau gasnya mengecil, ya enggak kuat ngangkat lumpur ke atas. Kalau gasnya habis, lumpur berhenti," tambah Amien.

Baca juga:


Dampak dari Berhentinya Lumpur Lapindo

Jika semburan lumpur benar-benar berhenti, maka ada beberapa dampak yang dapat terjadi, baik dari sisi lingkungan maupun sosial-ekonomi:

  1. Reklamasi Lahan

    • Wilayah yang sebelumnya terdampak dapat dipikirkan untuk proses reklamasi atau pemanfaatan kembali.

  2. Pemulihan Ekonomi

    • Banyak warga sekitar yang kehilangan mata pencaharian akibat lumpur Lapindo. Jika kondisi stabil, mungkin ini menjadi awal pemulihan ekonomi di wilayah tersebut.

  3. Potensi Wisata Geologi

    • Lumpur Lapindo telah menjadi fenomena geologi yang menarik perhatian wisatawan. Jika benar-benar berhenti, mungkin ada perubahan dalam daya tarik wisata kawasan ini.

Harapan Baru untuk Sidoarjo?

Meskipun kondisi ini menjadi harapan baru bagi banyak orang, para ahli tetap menyarankan agar aktivitas geologi di kawasan lumpur Lapindo terus dipantau. Pasalnya, meskipun semburan utama dikabarkan berhenti, masih ada kemungkinan aktivitas bawah tanah yang belum sepenuhnya stabil.

Bagi masyarakat Sidoarjo yang telah hidup berdampingan dengan lumpur Lapindo selama hampir dua dekade, kabar ini tentu memberikan secercah harapan. Namun, apakah ini benar-benar akhir dari bencana yang telah mengubah wajah Sidoarjo? Waktu yang akan menjawabnya.


Daftar Menjadi BATIQAONE Sekarang!

BATIQA Hotels
Share this:

BACA LAINNYA

TEMUKAN LEBIH BANYAK CERITA & PANDUAN MENARIK
Drool Bakery: Sensasi Kulinari Korea di Surabaya
Sejak dibuka pada akhir Agustus 2024, Drool Bakery telah berhasil menarik perhatian banyak pengunjung, terutama generasi muda yang ingin merasakan pengalaman kuliner yang berbeda.
BACA DETIL
Resep Sate Manggul Madura
Resep Sate Manggul Madura versi BATIQA Hotel Darmo Surabaya dan Yummy. BATIQA Hotel Darmo - Surabaya berkolaborasi dengan Yummy dari IDN Media Group mencoba untuk menghadirkan Sate Manggul Madura kembali ke meja makan melalui acara Cooking Class.
BACA DETIL
Mengapa Surabaya Semakin Diminati Wisatawan Domestik?
Kota Surabaya memang punya segudang keistimewaan yang memikat wisatawan domestik. Apalagi kini ada BATIQA Hotel Surabaya dengan fasilitas istimewa.
BACA DETIL
DAFTAR MAILING LIST KAMI
Dapatkan informasi terbaru mengenai penawaran khusus, acara ataupun promosi spesial!
IKUTI KAMI